Tampilkan postingan dengan label Wanita Sholihah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita Sholihah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Agustus 2010

Wanita Sholihah (Bagian Terakhir)

Postingan terdahulu mengenai Wanita Sholihah bagian satu dan dua telah dijelaskan sifat-sifat yang seharusnya menjadi sifat para wanita. Pada postingan ketiga ini atau yang terakhir akan dijelaskan mengenai sifat-sifat yang justru harus dijauhi oleh para wanita, di antaranya :

Pertama, jangan pernah menyusahkan atau menyakit suaminya. Mu'adz bin Jabal menuturkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda :
 "Tidaklah seorang wanita menyakit suaminya di dunia kecuali istri-istri suaminya dari para bidadari surga berkat. "Janganlah engkau menyakitnya. Semoga Allah mencelakakanmu. Sesungguhnya bagimu akan segera datang tamu kematian yang akan memisahkanmu dengan suamimu dan mengembalikannya kepada kami "(HR at-Tirmdzi)

Kedua, hendaknya tidak mengadukan suaminya atau tidak banyak menuntut suaminya. Sa'id ibn al-Musayab menuturkan bahwa seorang anak perempuan pernah datang kepada Nabi saw, dan mengadukan suaminya. Nabi saw, kemudian bersabda (yang artinya), "Kembalilah engkau. Sungguh, aku tidak menyukai wanita menyeret ekornya mengadukan suaminya". (HR Sa'id bin al-Musayyab)

Ketiga, hendaknya tidak banyak keluar rumah. Berdiam di rumah bagi seorang wanita lebih baik dari pada ia keluar dari rumah. Kesibukannya di dapur (Menyiapkan makanan untuk suami, keluarganya), aktivitasnya mengasuh anak, atau kegiatannya mencuci adakah lebih mulia dari pada kepergiannya ke luar rumah dan berada di jalan-jalan, di kendaraan umum, atau di tempat-tempat umum yang berdesak-desakan dan bercampur dengan para lelaki.

Sifat-sifat itulah sifat yang harus dijauhi oleh para wanita. Sementara itu, sifat-sifat yang dikemukakan sebelumnya adalah perhiasan bagi mereka. Oleh karena itu, hendaklah para wanita menghiasi diri mereka dengan sifat-sifat tersebut. Dengan begitu, para wanita akan kembali ke jalan wanita-wanita Mukmin terdahulu; yakni para wanita yang benar, yang menjadi para sahabiyah Rasulullah saw. Mereka akan berada di sisi kaum Mukmin yang benar yang semuanya dikomentari oleh Allah dalam firman-Nya :
Allah pasti akan memasukkan Mukmin laki dan perempuan ke dalam surga yang mengali di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah pun menutupi kesalahan-kesalahan mereka Yang demikian itu sesungguhnya di sisi Allah merupakan keberuntungan yang besar. (QS al-Fath [48]:5). [Sumber Alwie Arab)

Setelah membaca postingan ini 
Harapan dari saya semoga jadi wanita yang lebih baik lagi (wanita sholihah)

Read More......

Minggu, 25 Juli 2010

Wanita Sholihah (Bagian Kedua)


Lanjutan Wanita Sholihah Bagian Pertama :



Keempat, membantu suaminya dalam urusan akhirat. Rasulullah saw. bersabda :
 "Hendaklah salah seorang di antara kalian mempunyai kalbu yang bersyukur, lisan yang senantiasa berzikir, dan istri yang beriman yang dapat membantumy dalam urusan akhirat". (HR Ibn Majah)

Abdurrahman ibn Abza juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah berkata (yang artinya, "Seorang wanita shalihah bagi seorang laki-laki adakah seperti mahkota yang bertahtakan emas di atas kepala seorang raja. Sebaliknya, seorang wanit yang buruk bagi seorang laki-laki adalah seperti beban yang berat di pundak seorang laki-laki" (HR Ibn Abu Syaibah)

Kelima, memiliki bekal agama yang baik, Ibn Majah meriwayatkan dari 'Abdullah ibn 'Amr ia berkata ; Rasulullah saw. bersabda :
"Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya karena kecantikannya itu akan menjadikan berlebihan; jangan pula kalian menikahi wanita karena hartanya karena hartanya itu akan membuatnya membangkang. Nikahilah wanita atas dasar agamanya. Sesungguhnya seorang hamba sahaya perempuan yang hitam legam yang memiliki kebaikan agama adalah lebih utama". (HR Ibn Majah)

Abu Adzinah ash-Shudfi menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda :
"Sebaik-baik istri kalian adalah yang penyayang, banyak anak (subur), suka menghibur, dan membantu jika ia bertakwa kepada Allah". (HR al-Baihaqi)

Kenam, mempergauli suaminya dengan baik untuk memelihara keridhaannya. Dalam hal ini, Asma' binti Yazid al-Asyhaliyah menuturkan bahwa ia pernah datang kepada Nabi saw. yang sedang berkumpul bersama para. Ia kemudian berkata kepada beliau :

"Demi bapakku, Engkau, dan ibuku; Rasulullah, aku adalah utusan para wanita kepada. Sesungguhnya belum ada seorang wanita pun, baik di timur maupun di barat, yang terdengar darinya ungkapan seperti yang akan aku ungkapkan atau belum terdengar seorang pun yang mengemukakan seperti pendapatku. Sesungguhnya Allah Swt, mengutuskan kepada laki-laki dan wanita seluruhnya hingga kami beriman kepadamudan Tuhanmua. Akan tetapi, sesungguhny kami, para wanita, terbatasi dan terkurang oleh dinding-dinding rumah kalian (para lelaki), memenuhi syahwat kalian, dan mengandung anak-anak kalian. Sesungguhnya kalian, wahai para lelaki, mempunyai kelebihan dari pada kami dengan berkumpul dan berjamaah, melakukan kunjungan kepada orang sakit, menyaksikan jenazaha, menunaikan ibadah haji demi ibadah, dan yang lebih mulia lagi dibandingkan dengan semua itu-jihad di jalan Allah. Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian keluar untuk menunaikan ibadah haji, menghadiri pertemuan, atau berjaga di perbatasan, kamilah yang menjaga harta kalian; yang mencucikan pakaian kalian; dan yang mengasuh anak-anak kalian. Lalu apakah adak kemungkinan bagi kami untuk bisda menyamai kalian dalam kebaikan, wahai Rasulullah"

Rasulullah saw. menoleh kepada para sahabat seraya berkata. "Apakah kalian mendengar perkataan wanita ini. Susungguhnya, adakah yang lebih baik dari apa yang diungkapkannya berkaitan dengan urusan agamanya ini"?

para sahabat berkata. "Wahai Rasulullah, kami tidak menyangka bahwa wanita ini tertunjuki kepada perkataan tersebut".

Rasulullan saw. lalau menolah kepada wanita tersebut seraya bersabda. "Pergilah kepada wanita mana saja dan beritahulah mereka yang ada di belakangmu, bahwa kebaikan salah seorang di antara kalian (para wanita) dalam memperlakukan suaminya, mencari keridhaan suaminya, dan mengikuti keinginannya adakah mengalahkan semua itu". (HR al-Baihaqi)

Mendengar sabda Rasulullah saw itu, wanita itu pun pergi seraya bersuka cita. Ia kemudian menyampaiakn kabar gembira itu kepada kaumnnya.

Di antara kebaikan pergaulan wanita terhadap suaminya adalah ia tidak berpuasa sunnah jika suaminya berada di rumah, kecuali seizin suaminya; juga tidak mengizin mahram-nya berada di rumah suaminya, kecuali seizin suaiminya. Abu Hurairah r.a. menuturkan bahwa Rasulullan saw. pernah bersabda :
"Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa (sunnah), sedangkan suaminya berada di rumahnya, kecuali seizin suaminya; jangan pula ia mengundang seseorang ke rumah suaminya keculia seizin suaminya". (HR al-Bukhari dan Muslim)

Termasuk kebaikan pergaulan istri kepada suaminya adalah bahwa ia tidak mendirikan shalat sunnah pada malam hari, kecuali seizin suaminya. Ibn 'Abbas menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
"Janganlah seorang wanita mengizinkan seseorang berada di rumah suaminya kecuali dengan izin suaminya dan janganlah ia bangkit dari tempat tidurnya lalu mendirikan shalat sunnah kecuali dengan izin suaminya". (HR ath-Thabrani)

Di antara kebaikan pergaulan istri terhadap suaminya adalah keridhaannya jika suaminya memarahinya. 'Abdullah bi 'Abbas menuturkan bahwa Rasulullan saw pernah bersabda :
"Ingatlah aku telah memberitahu kalian tentang istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang, banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya; yang jika ia menyakit suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan suaminya, kemudian berkata. (Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga engkau meridhaiku)". (HR al-Baihaqi)

Semua sifat di atas adalah sifat-sifat yang seharusnya menjadi sifat para wanita.
Sebaliknya, ada sifat-sifat yang justru harus dijauhi oleh para wanita, Akan dibahas para postingan berikut di Wanita Sholihah bagian ketiga (terakhir)

Read More......

Wanita Sholihah (Bagian Pertama)

 Gerakan feminisme telah menimbulkan pembangkangan wnait bukan hanya kepada suaminya tapi kepada hukum-hukum Allah SWT. Atas nama kebebasan (liberal) para wanita didorn untuk membebaskan dirinya dari syariah Islam. Alih-alih gerakan jender membuat wanita lebih baik, yang terjadi malah ekploitasi wanita semakin menjadi-jadi. dalam Islam wanit sholihah jelas yang tunduk kepada aturan Allah SWT. Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. "Abdullah ibn 'Amr r.a. menurunkan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda : 
 "Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sahlihah" (HR Muslim).
Anas r.a. juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Siapa saja yang telah dikarunia Allah wanita shalihah berarti Dia telah menolongnya dalam suatu bagian agamanya. Oleh karena itu, hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam bagian yang kedua" (HR al-Hakim)

Karakters wanita shalihah kurang lebih sebagai berikut :
Pertama, menaati Allah dan Suaminya. Allah SWT. Berfirman :
"Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang sahlihah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka" (QS an-Nisa' [4]:3).

Sementara itu, istri Sa'id bin al-Musayyab pernah berkata, "Tidaklah kami berbicara kepada suami kami kecuali seperti kalian berbicara kepada para pemimpin kalian, Semoga Allah memeliharamu (suamiku) dan semoga Allah memaafkannmu" (HR Abu NU'aim).

Abu Hurairah juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Seandadinya aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, aku pasti akan memerintahkan kepada wanit untuk bersujud kepada suaminya". (HR at-Turmudzi)

Hadis ini disahihkan oleh al-Hakim dan Ibn Hibban. Dalam riwayat Ibn Hibban ditambahkan kalimat :
"Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seorang wanita dipandang belum menunaikan hak Tuhannya sebelum ia menunaikan hak suaminya". (HR Ibn Hibban)

Abu Umamah juga menuturkan bahwa Nabi saw. Pernah bersabda :
"Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang MUkmin setelah ketakwaannya kepada Allah dari pada seorang istri shalihah; jika ia memerintahnya, ia menaatinya; jika ia memandangnya, ia menyenangkannya; jika ia menggalirinya, ia memuaskannya; dan jika ia meninggalkannya, ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya" (HR Ibn Majah)

Sementara itu, Asma' Bin Kharijah al-Fazari pernah mengantarkan anak perempuannya kepada suaminya. Ia berkata :
"Putriku, jadilah engkau di hadapan suamimu layaknya seorang budah sehingga ia menjadi 'budak'-mu. Janganlah engkau terlalu merendahkan dirimu sehingga ia menguasaimu. Akan tetapi, jangan pula engkau terlalu menjauhinya sehingga engkau membebaninya". (HR al-Bayhaqi)

Ketika seorang Muslimah meninggal dunia, sementara suaminya meridhainya, aia pasti akan dimasukkan ke dalam surga. Dalam hal ini, Ummu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhainya, ia pasti masuk surga". (HR at-Tirmidzi)

Kedua, berhias untuk suaminya. Sebab, Rasulullah saw. telah bersabda (yang artinya), "Jika suaminya memandangnya, ia menyenangkannya". (HR Ibn Majah)

Rasulullah saw. juga pernah bersabda, sebagaimana dituturkan Sa'ad, demikian :
"Di antara kebahagiaan itu ialah istri yang jika engkau pandang, ia membuatmu takjud, dan jika engkau meninggalkannya, ia akan memelihara dirinya dan hartamu". (HR al-Hakim)

Abu Hurairah r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nab saw. perna ditanya, "Wanita manakah yang paling baik?" Beliau menjawab :
"Yaitu wanit yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang menaati suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya". (HR al-Hakim)

Ketiga, memelihara rumah, diri, dan harta suaminya. Hukum asal seorang wanita adalah sebagai umm[un] wa rabbah al-bayt (sebagai ibu dan pengatur rumah tangga). Hal ini didasarkan pada hadis dari Ibn 'Umar. Disebutkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda :
"Setiap diri kalian adalah pomimpin: masing-masing kalian akan dimintai bertanggung jawab atas yang diimpinya. Seorang imam adalah pemimpin; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin keluarganya; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan anak-anaknya; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinya". (HR al-Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah r.a. juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita Quraisy; ia sangat menyayangi akanya ketika kecil dan sangat memperhatikan suaiminya ketika ada di sisinya". (HR Muslim)

bersambung ke bagian kedua .....!!!

Read More......

Bursa Jual Beli dan Sewa Menyewa