Kamis, 23 September 2010

Mengenal Virus/Malware Security Tools (Panduan Cara Menghindarinya)


Cikal bakal masuknya virus malware di PC, yaitu seringnya kita menggunakan internet dan mendownload aplikasi yang ada kata-kata "FREE". Kata tersebut berisiko 300 persen menyebabkan pengguna terinfeksi virus. Seperti yang posting tentang Kata "Free" di Mesin Pencari Tak Selamanya Baik kata-kata inilah yang justru digunakan virus malware untuk menginfeksi PC.

Security Tools yang juga dikenal dengan nama SecurityTool adalah program anti-spyware jahat yang disebarkan melalui pop-ups, trojan dan website malware. Security Tool disebarkan seperti Windows Police Pro atau Green AV (Antivirus) 2009. Program anti-spyware jahat ini didistribusikan melalui website-website yang mensimulasikan virus scan, kemudian penggunanya diberitahukan untuk men-download software untuk membersihkan komputer.
Setelah diinstall, Security Tool secara otomatis akan aktif setiap kali Anda menghidupkan PC dan log in ke Windows. Kemudian dia akan mulai melakukan scanning komputer Anda dan memberikan daftar palsu infeksi virus yang terjadi pada komputer Anda. Ketika Anda mencoba untuk membersihkan file-file yang terinfeksi (padahal tidak), maka Anda akan diingatkan untuk membeli software.

Waspadalah, jangan percaya apapun yang dikatakan oleh sofware yang jahat ini, dan jangan hapus/delete file-file yang dikatakannya telah terinfeksi, karena sebenarnya file-file tersebut adalah file yang dalam kondisi bagus, dan diperlukan. Sekali lagi jangan pernah menghapus/mendelete file-file yang dikatakannya telah terinfeksi.
Dan untuk lebih jelasnya silahkan login ke komputertips

Read More......

Rabu, 22 September 2010

SIPAKAINGE (Saling Mengingatkan)

 Apakah Anda Tahu?
1. Iduladha, 27 Nopember 2009 = JUMAT
2. Natal, 25 Desember 2009 = JUMAT
3. Tahun Baru, 1 Januari 2010 = JUMAT
4. Maulid Nabi Muhammad saw, 26 Februari 2010 = JUMAT
5. Wafat Yesus Kristus, 2 Fabruari 2010 = JUMAT
6. Waisak, 28 Februari 2010 = JUMAT
7. Idulfitri, 10 September 2010 = JUMAT

INGAT!!!
Kiamat juga akan terjadai pada JUMAT. Adakah ini peringatan bagi manusia untuk selalu beribadah?
Adakah ini peringatan untuk terus merapatkan saf yang makin longgar pada setiap JUMAT? Atau, adakah ini pertanda JUMAT - KIAMAT makin dekat? (B-Abas)

Sumber : Harian Fajar

Read More......

Minggu, 19 September 2010

Mengapa : Langit Berwarna BIRU?, Terjadi Awan?, Bisa Terjadi Petir?

MENGAPA LANGIT BERWARNA BIRU?
MELIHAT langit siang berwarna biru, indah bukan? Mengapa bisar berwarna biru ya? Atmosfir bumi mengandung molekul gas kecil dan partikel (butiran) debu. Sinar matahari yang memasuki atmosfir tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu tadi.

Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang merah dan kuning, dapat melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi. Tetapi wana biru yang memiliki gelombang sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfir. Itulah mengapa langit terlihat berwarna biru. Prinsip yang sama berlaku juga dengan di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.


MENGAPA TERJADI AWAN?
PANAS dari matahari akan menyebabkan air laut, sungai dan danau menguap. Uap air yang hangat tersebut akan bergerak naik ke atas, dan saat uapa tersebut naik, uap air mulai menjadi dingin. Hasilnya, uap air tersebut mulai berkondensasi membentuk kembali butiran-butiran air.
kumpulan dari butiran-butiran air di langit tersebut yang kita kenal sebagai awan. Butiran-butiran air yang makin lama makin membesar akhirnya akan jatuh kembali ke bumi sebagai hujan. kadangkala, suhu udara yang terlalu dingin membuat butiran-butiran air tersebut membeku membntuk es dan jatuh kembali ke bumi sebagai salju.
     

MENGAPA BISA TERJADI PETIR?
KAMU tidak takut petir kan? Mau tau bagaimana bisa terjadi petir? Sebenarnya petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif menuju ke muatan positif. Menurut batasan fisika, petir adalah lompatan bunga api raksasa antara dua massa dengan medan listrik berbeda. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
Petir adalah hasil pelepasan muatan listrik di awan. Energi dari pelepasan itu begitu besarnya sehingga menimbulkan rentetan cahaya, panas, dan bunyi yang sangat kuat yaitu geluduk, guntur, atau halilintar. Geluduk, guntur, atau halilintar ini dapat menghancurkan bangunan, membunuh manusia, dan memusnahkan pohoh.
Sedemikian raksasanya sampai-sampai ketika petir itu melesat, tubuh awan akan terang dibuatnya sebagai akibat udara yang terbelah, sambarannya yang rata-rata memiliki kecepatan 150.000 km/detik itu juga akan menimbulkan bunyi yang menggelegar.

Sumber : Harian Fajar

Read More......

Sabtu, 18 September 2010

Menjadi Blogger Yang Bahagia

 Ada ungkapan yang mengatakan dunia tidak selebar daun kelor, ungkapan ini sudah tidak berlaku lagi, apalagi pada saat sekarang ini teknologi semakin canggih orang kemana-mana dapat membawa dunianya entah itu dunia yang bahagia atau dunia yang tidak bahagia. Saya, Anda dan Kita semua sudah dapat berinteraksi dengan banyak orang cuma duduk di depan PC/Laptop sehingga dunia ini rasanya tidak seluas mata memandang. Yang paling menarik adalah dunia blogger karena dengan ngeblog kita dapat mencurahkan isi hati dan perasaan kita di dalam postingan-postingan/artikel yang kita tulis.

Kata blogger atau ngeblog sudah tidak asing bahkan sudah sangat populer di kalangan pengguna media internet, ngeblog sudah menjadi tren di dunia maya (online). Terlepas dari itu semua, muncul satu pertanyaan; apakah dengan menekuni dunia blogger atau ngeblog ini, kita sudah Menjadi Blogger Yang Bahagia atau sebaliknya, kita tidak pernah Menjadi Blogger Yang Bahagia.

Seperti kata pepatah banyak jalan menuju roma, begitu juga dengan dunia ngeblog banyak cara untuk Menjadi Blogger Yang Bahagia salah satunya adalah seorang blogger harus mempunyai jiwa yang ikhlas. Artinya ikhlas dalam melakukan hal-hal yang memang seharusnya atau sepantasnya dilakukan oleh seorang blogger, seperti; ikhlas menerima kritikan dari siapa saja, ikhlas duduk berjam-jam di depan PC/laptop demi untuk menulis sebuah artikel, ikhlas menjawab pertanya-pertanyaan dari teman blogger, ikhlas belajar kembali supaya mempunyai pengetahuan yang dapat menunjang untuk Menjadi Blogger Yang Bahagia. Dan masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat Menjadi Blogger Yang Bahagia, semoga Saya, Anda dan Kita semua termasuk orang-orang yang mendapat kebahagian dengan menekuni dunia blogger, KITA hanya berusaha mencari setitik kebahagian tapi yang menentukan hanyalah ALLAH Subhanahuwata'ala.


Info Penyelenggaraan Contest:
http://www.masdoyok.co.cc/2010/08/info-kontes-menjadi-blogger-yang.html


Di Sponsori Oleh:
http://www.mungbisnis.com - Jasa Pembuatan Blog
http://www.distro19.com - Jual Kaos Couple Murah

Read More......

Kata "Free" di Mesin Pencari Tak Selamanya Baik

 PENCARIAN kata "Free" di mesin pencari disinyalir berhubungan dnegan program-program jahat. Pengguna internet diminta berhati-hati bila mencari kata dengan kata kunci "FREE".

McAfee, seperti di lansir ZDnet, Jumat 17 September mengungkapkan pencarian free konten akan membawa pengguna ke situs-situs sarang malware. Dincontohkan, pencarian free music ringtone. Kata tersebut berisiko 300 persen menyebabkan pengguna terinfeksi virus.
Malware, lanjut McAfee, juga menemukan bahwa sejumlah link yang dimenawarkan free download terhubungan dengan kelompok kejahatan cyber.
Malware sendiri merupakan program jahat yang diciptkan untuk mencari kelemahan software dan kemudian menyalahgunakannya demi kepentingan jahat. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau sistem operasi.
Sebelumnya, menurut Panda Security, sekira 25 persen penyebaran malware masih melalui perangkat-perangkat yang memiliki koneksi USB. Perangkat yang mudah menjadi media penyebaran program-program jahat tersebut di antaranya ponsel, flashdisk, eksternal hard disk, pemutar MP3, dan kamera digital.
Data Panda juga menyebutkan bahwa teknik pendistribusian Malware melalui perangkat USB sangat efektif. Dari sekitar 10.470perusahaan di 20 negara hampir 48 persennya terserang sejumlah jenis malware. Tentu saja melalui perantaran USB.

BERHATI-HATILAH
Sumber : Harian Fajar Makassar

Read More......

Jumat, 17 September 2010

BAHASA INDONESIA (sebagai bahasa persatuan)

 FUNGSI BAHASA INDONESIA
Secara keseluruhan, bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam bangsa kita. Mengingat Negara Indonesia terdiri dari banyak suku. Semenjak peristiwa Sumpah Pemuda, semua suku yang ada di Indonesia bersumpah, untuk menghilangkan fanatisme terhadap daerah mereka masing-masing, dan memakai bahasa Indonesia sebagai sarana pemersatu. Oleh karena itu, jika suatu komunitas suku bertemu dalam komunitas suku lainnya, sangat bisa dipastikan bahwa mereka menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk berkomunikasi.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa para pemuda dahulu harus bersusah payah, atau mungkin dengan berat hati harus mengikrarkan sumpahnya untuk “…berbahasa satu, bahasa Indonesia.” ?. Kalau kita menilik perjuangan bangsa Indonesia pada masa kolonial, banyak sekali daerah-daerah yang berhasil dipecah oleh pemerintah kolonial. Hal ini disebabkan oleh kerasnya fanatisme kerajaan daerah yang bersangkutan terhadap budaya daerahnya masing-masing. Sejak di ikrarkannya sumpah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu oleh para pemuda, maka bangkitlah para delegasi dari daerah-daerah di Tanah Air untuk melawan pemerintah kolonial. Jadi, bias juga dikatakan bahwa bahasa Indonesia adalah “senjata” yang paling mendasar dalam pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian, sama akan halnya negara di belahan bumi manapun, bahasa Indonesia menjadi trademark atau ciri khas dari bangsa kita. Sebab, hanya bangsa Indonesia-lah yang menggunakan bahasa Indonesia. Kalaupun ada yang mirip-mirip (seperti Malaysia), mereka hanya menggunakan bahasa serapan dari bahasa Melayu.

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa pokok di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai bahasa pokok ini pun tidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti di
atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahsa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita  harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa
Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidakmerasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalamkehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda,
mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi?
Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan
mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan
akan cepat tercapai.

PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA SAAT INI
Jika ingin melihat perkembangan bahasa Indonesia saat ini kita harus kilas balik melihat embrio dari bahasa Indonesia yaitu bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta. Bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sanskerta digunakan untuk komunikasi oleh kerajaan-kerajaan besar di Indonesia pada jaman dahulu kala seperti Majapahit, Sriwijaya, Kutai, dan lain-lain. Kemudian pada saat para penjajah datang yaitu pemerintah kolonial Inggris dan Belanda mereka saling berebut kekuasaan untuk menjajah Indonesia.
Seiring dengan perkembangan semangat juang bangsa Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah pemuda. Sejak saat itu Bahasa Indonesia mulai berkembang lagi bagaikan jamur di musim hujan, dimulai dari ejaan lama hingga ejaan baru seperti yang kita gunakan sekarang ini. Berikut ini adalah perbandingan ejaan lama dengan ejaan baru, huruf ‘j’ ditulis ‘dj’, huruf ‘u’ ditulis ‘oe’, dan masih banyak lagi perbandingan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Sampai saat ini bahasa nasional Indonesia memang hanya ada satu, tetapi bahasa di Indonesia banyak sekali hingga ratusan jumlahnya karena setiap suku dari Sabang sampai Merauke memiliki bahasa yang berbeda. Bahkan setiap bahasa memiliki tingkatan lagi seperti halus, sedang, dan kasar ( bahasa Jawa dan Sunda contohnya).
Tetapi sayang sekali saat ini Bahasa Indonesia tumbuh tanpa arah yang jelas. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan bahasa Indonesia melalui siaran baik radio maupun televisi. Memang untuk mewujudkan Bahasa Siaran yang standar atau baku seperti mengharapkan hujan tanpa awan, karena kemajemukan bangsa Indonesia dan keberagaman dialek Nusantara. Bahasa asing hanya dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sesuai dengan keperluan suatu mata acara siaran. Suatu undang-undang tentang penyiaran menyatakan bahwa mata acara siaran bahasa asing dapat disiarkan dalam bahasa aslinya dan khusus untuk jasa penyiaran televisi harus diberi teks Bahasa Indonesia atau secara selektif dialihsuarakan ke dalam Bahasa Indonesia sesuai dengan keperluan mata acara tertentu.
Pada kenyataannya, Undang-Undang tersebut hanya menjadi aturan belaka, karena memang pada kenyataannya menetapkan seluruh acara di televisi dan radio menggunakan bahasa yang baku memang sulit sekali karena sasaran dan kepentingan yang berbeda.
Ada segelintir masyarakat yang beranggapan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling miskin di dunia, hal tersebut dikarenakan banyak kata-kata di dalam Bahasa Indonesia yang mengadopsi dari bahasa asing, seperti kata ‘mubazir’ yang berasal dari Bahasa Arab, kata ‘isolasi’ dari Bahasa Inggris, dan masih bayak lagi kata adopsi lainnya.
Tetapi kita sebagai Bangsa Indonesia yang besar dan memiliki bahasa sendiri harus bangga terhadap Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia adalah bahasa milik Indonesia sendiri, bukan milik negara lain. Jangan sampai Bahasa Indonesia di-claim oleh negara lain.

Read More......

Selasa, 14 September 2010

Konsep Fundamental dalam Studi Perubahan Sosial

ANALOGI ORGANIK : PENDEKATAN KLASIK TENTANG PERUBAHAN SOSIAL


Sosiologi memikul “dosa warisan". Pewarisnya justru bapaknya sendiri, Ausguste Comte (1798-1857) yang membagi sistem teorinya menjadi dua bagian terpisah : statika sosial dan dinamik sosial. Berdasarkan perbedaan itulah kemudian Herbert Spencer (1820-1903) menganalogikan masyarakat dengan organism biologis. Statika sosial mempelajari anatomi masyarakat yang terdiri dari bagian-bagian dan susunannya. Dinamika sosial memusatkan perhatian pada psikologi.

Spencer mempertahankan citra serupa, hanya dengan mengubah terminologinya saja. Ia membedakan antara struktur dan fungsi. Terminology inilah yang sudah seabad lebih menjadi inti bahasa sosiologi. Studi modern rupanya secara tak langsung mewarisi pemikiran Comte, Spencer dan sosiologi abad ke-19 lainnya. Namun studi itu mewarisnya melalui aliran sosiologi abad ke-20 yang sangat berpengaruh, yang terkenal sebagai teori sistem, teori fungsional atau fungsionalisme structural (bdk, Sztompka, 1974). Teori sisem mengembangkan dan menggeneralisasikan seluruh pemikiran yang menganalogikan masyarakat dengan organisme. Teori sistem baru belakangan ini mnedapat tantangan dari pendekatan yang disebut morphogenetik. Sejak munculnya pendekatan ini, yang menekankan pada proses, konsep-konsep yang diterapkan untuk menganalisis perubahan sosial telah berubah.

TEORI SISTEM : MENCIPTAKAN KONSEP PERUBAHAN SOSIAL
Pemikiran tentang sistem merupakan satu kesatuan yang kompleks terdiri dari berbagai antarhubungan dan dipisahkan dari lingkungan sekitarnya oleh batas tertentu. Organisme jelas merupakan contoh sebuah sistem, begitu pula molekul, bangunan, planet dan galaksi. Di tangan pakar teori sistem seperti Talcott Parsons (1902-1979) pemikiran tentang sistem sosial itu menemukan bentuknya yang umum dan dapat diterapkan secara universal. Berbicara tentang perubahan, kita membayangkan sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu; kita berurusan dengan perbedaan keadaan yang diamati antara sebelum dan sesudah jangka waktu tertentu. Untuk dapat menyatakan Perbedaannya, ciri-ciri awal unit analisis harus diketahui dengan cermat meski terus berubah (Strasser & Randall, 1981:16).
Jadi konsep dasar perubahan sosial mencakup tiga gagasan: (1) perbedaan; (2) pada awal berbeda; dan (3) di antara keadaan sistem sosial yang sama. Contoh definisi perubahan sosial yang bagus adalah seperti berikut :

Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang tak terulang dari sistem sosial sebagai satu kesatuan (Hawley, 1979:787).

Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung pada sudut pengamatan: apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya. Kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut : (1) Unsur-unsur pokok (misalnya: jumlah dan jenis individu, serta tindakan mereka); (2) Hubungan antarunsur (misalnya: ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan, hubungan antaindividu, integritas); (3) Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem (misalnya: peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu yang melestarikan ketertiban sosial); (4) Pemeliharaan batas (misalnya: kriteria untuk menentukan siapa saja yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi, dan sebagainya); (5) Subsitem (misalnya: jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus yang dapat dibedakan); (6) Lingkungan (misalnya : keadaan alam atau lokasi geopolitik.
Bila dipisahk-pisahkan menjadi komponen dan dimensi utamanya, teori sistem secara tak langsung menyatakan kemungkinan perubahan seperti : (1) Perubahan komposisi (misalnya, integrasi dari satu kelompok ke kelompok lain, menjadi anggota satu kelompok tertentu, pengurangan jumlah penduduk karena kelaparan, demobilisasi gerakan sosial, bubarnya suatu kelompok; (20 Perubahan struktur (misalnya, terciptanya ketimpangan, kristalisasi kekuasaan, munculnya ikatan persahabatan, terbentuknya kerja sama atau hubungan kompetitif); (3) Perubahan fungsi (misalnya, spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan, hancurnya peran ekonomi keluarga, diterimanya peran yang diindoktrinasikan oleh Sekolah atau universitas); (4) Perubahan batas (misalnya, penggabungan beberapa kelompok, atau satu kelompok oleh kelompok lain, mengendurnya kriteria keanggotaan kelompok dan demoktratisasi keanggotaan, dan penaklukan); (5) Perubahan hubungan antasubsistem (misalnya, penguasaan rezim politik atas organisasi ekonomi, pengendalian keluarga dan keseluruhan kehidupan privat oleh pemerintah totaliter); (6) Perubahan lingkungan (misalnya, kerusakan ekologi, gempa bumi, munculnya wabah atau virus HIV, lenyapnya sistem biplar internasional).
Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan menyeluruh atas unsur-unsurnya meski di dalamnya terjadi perubahan sedikit demi sedikit. Dalam sistem sosial sering terlihat perubahan berangsur-angsur dari ciri-cirinya secara keseluruhan dan mengarah kepada ciri-ciri “kuantitatif” dan “kualitatif” baru (Granovetter, 1978).
Perubahan structural dalam hubungan, organisasi dan ikatan antara unsur-unsur masyarakat : (1) Perubahan sosial adalah transforamsi dalam organisasi masyarakat, dalam pola pikir dan dalam prilaku pada waktu tertentu (Marcionis, 1987:638); (2) Perubahan sosial adalah modifikasi atau transformasi dalam pengorganisasian masyarakat (Persell, 1987:586); (3) Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer, et.al, 1987:560); (4) Perubahan sosial adalah perubahan pola prilaku, hubungan sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu (Farley, 1990:626).
Perubahan sosial dihubungkan melalui actor individual. Karenanya teori-teori tentang perubahan structural menunjukkan bagaimana cara variabel-variabel mikro memegaruhi motif dan Pilihan individual dan bagaimana cara Pilihan individual ini selanjutnya mengubag variabel makro (Hernes, 1976:514).

RENTETAN PERUBAHAN : MENINGKATNYA KOMPLEKSITAS KONSEP DINAMIS
Pemikiran tentang “proses sosial” yang melukiskan rentetan perubahan yang saling berkaitan. Definisi klasik dikemukakan oleh Pitirim Sorokin (1889-1968). Menurutnya proses sosial adalah setiap perubahan subjek tertentu dalam perjanalan waktu, entah itu perubahan tempatnya dalam ruang, atau modifikasi aspek kuantitatif atau kualitatifnya (1937, vol.1:153)
Jadi, konsep proses sosial menunjukkan : (1) berbagai perubahan; (2) mengacu pada sistem sosial yang sama (terjadi di dalamnya atau mengubahnya sebagai satu kesatuan; (3) saling berhubungan sebab akibat dan tak hanya merupakan faktor yang mengiringi atau yang mendahului faktor yang lain; (4) perubahan itu saling mengikuti satu sama lain dalam rentetan waktu (berurutan menurut rentetan waktu).
Konsep perkembangan sosial ini juga memuat tiga ciri Tambahan: (1) menuju ke arah tertentu dalam arti keadaan sistem tak terulang sendiri setiap tingkatan; (2) keadaan sistem pada waktu berikutnya mencerminkan tingkat lebih tinggi dari semula; (3) perkembangan ini dipicu oleh kecenderungan yang berasal dari dalam sistem. Membahasa sekumpulan teori yang menempatkan perkembangan sebagai pusat perhatian yang dapa disebut “developmentalisme”. Pemikiran teoritis ini mencakup semua jenis evolusionisme (mulai dari Comte hingga Parsons) dan materialisme historis (dari Marx hingga Althusser).
Proses ini ditandai dua ciri : (1) mengikuti pola edarah: keadaan sistem pada waktu tertentu kemungkinan besar muncul kembali pada waktu mendatang dan merupakan replica dari apa yang telah terjadi di masa lalu; dan (2) perulangan ini disebabkan kecenderungan permanen di dalam sistem karena sifatnya berkembang dengan cara bergerak ke sana kemari.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan “kemajuan” adalah : (1) proses menjurus; (2) terus menerus membawa sistem sosial semakin mendekati keadaan yang lebih baik atau lebih menguntungkan (atau dengan kata lain menuju penerapan nilai Pilihan tertentu berdasarkan etika seperti kebahagiaan, kebebasan, kesejahteraan, keadilan, atau kepada prestasi masyarakat ideal dakam bentuk masyarakat utopia.

TEORI ALTERNATIF : DINAMIKA KEHIDUPAN SOSIAL
Ada dua kecenderungan intelektual yang menonjol : (1) penekanan pada kualitas dinamis realitas sosial yang dapat menyebar ke segala arah, yakni membayangkan masyarakat dalam keadaan bergerak (berproses); dan (2) tidak memperlakukan masyarakat (kelompok, organisasi) sebagai sebuah obyek dalam arti menyangkal konkretisasi (concretization) realitas sosial.
Akibat metodologi pandangan dinamis tentang kehidupan sosial tersebut adalah penolakan keabsahan studi sinkronik murni dan menerima perspektif diakronik (historis). Toybee mengatakan : Mempelajari kehidupan manusia di saat tertentu jelas lebih bermanfaat, karena lebih realistis, ketimbang mempelajarinya dengan membayangkan berada dalam keadaan diam (1963:81).
Semuanya itu merupakan proses pembentukan terus menerus ketimbang bentuk yang final; lebih merupakan proses “strukturalisasi” (Gidden (1985) ketimbang struktur yang mantap; merupakan proses pembentukan ketimbang bentuk yang final; merupakan “lambang” yang berfluktuasi (Elias, 1978) ketimbang pola yang kaku. Yang membedakan ikatan khusus ini sebagai keluarga dan melestarikanya di tangah-tengah perubahan terus menerus adalah : (1) identifikasi psikologi; definisi diri, perasaan, kasih saying, kesetiaan; (2) kemungkinan eratnya hubungan secara periodik; (3) kualitas hubungan yang bersifat khusus: keintiman, menyeluruh dan spontanitas.
Ada empat tipolgi (mengenai rumusan ini, lihat Sztompka, 19991:124-126) untuk membedakan empat dimensi atau aspek : ideal, normatif, interaksional, dan kesempatan. Hubungan sosial adalah sesuatu yang menghubungkan individu. Kesatuan yang dipersatukan oleh jaringan hubungan itu, yakni ikatan : (1) gagasan; (2) normatif; (3) tindakan; dan (4) perhatian.
Di dalam keempat tingkatan hubungan sosiokultural itu berlangsung perubahan terus menerus. Akan terjadi (1) artikulasi, legitimasi, atau reformulasi gagasan terus menerus, kemunculan dan lenyapnya ideologi, kredo, doktrin dan teori; (2) pelembagaan, penguatan atau penolakan norma, nilai atau aturan secara terus menerus, kemunculan dan lenyapnya kode etik serta sistem hukum; (3) perluasan, diferensiasi dan pembentukan ulang saluran interaksi; (4) kristalisasi dan redistribusi kesempatan, perhatian, kesempatan hidup, timbul dan tenggelam, meluas dan meningkatnya hierarki sosial.
Jadi, (1) perubahan sosial akan berbeda artinya antara keadaan satu masyarakat tertentu dalam jangka waktu yang berbeda; (2) proses sosial merupakan rentetan kejadian atau peristiwa sosial (perbedaan keadaan kehidupan sosial; (3) perkembangan sosial, kristalisasi sosial, dan artikulasi kehidupan sosial dalam berbagai dimensinya berasal dari kecenderungan internal; (4) kemajuan sosial atau setiap perkembangan sosial dipandang sebagai sesuatu yang menguntungkan.
Perbedaan utama dari teori sistem terletak pada konseptualisasi perubahan dan proses sosial sebagai sesuatu yang benar-benar berlanjut dan tak pernah terputus, terbagai atau terpisah. Perubahan berlangsung tanpa henti dan keadaan sosiokultural jelas berbeda, terlepas dari apakah waktunya hampir bersamaan atau berjauhan. Pandangan ini mengingatkan orang pada kiasan kuno terkenal tentang sungai : Orang tak mungkin masuk ke dalam sungai yang sama dua kali karena airnya mengalir terus (Heraclitus, 1979)

JENIS PROSES SOSIAL : SEBUAH TIPOLOGI
Teori adalah instrumen kognitif dan karenanya harus dinilai menurut keefektifan, kemanfaatan, dan kekuatan heuristiknya. Untuk saat sekarang studi perubahan sosial lebih baik menggunakan peralatan konseptual dari kedua sumber tersebut. Masing-masing menyoroti berbagai fenomena dinamis dari sudut pandang yang sangat berbeda. Raymond Boudon menyatakan :

Percuma menerangkan perubahan sosial hanya dengan satu teori khusus (1981:133)

Tipologinya dapat didasarkan atas empat kriteria utama berikut : (1) bentuk proses sosial yang terjadi; (2) hasilnya; (3) kesadaran tentang proses sosial di kalangan anggota masyarakat bersangkutan; (4) kekuatan yang menggerakkan proses itu. Selain itu perlu diperhatikan; (5) tingkat realitas sosial di tempat proses sosial itu terjadi dan (6) jangkwa waktu berlangsungnya proses sosial itu.

BENTUK PROSES SOSIAL
Bila proses sosial dilihat dari jauh, berdasarkan perspektif eksternal, akan terlihat berbagai bentuknya. Proses itu mungkin mengarah ke tujuan tertentu atau mungkin juga tidak. Proses yang mengarah (purposive) biasanya tak dapat diubah dan sering bersifat kumulatif. Kehidupan manusia terdapat kebutuhan yang tak dapat tidak dipenuhi; pemikiran yang tak dapat tidak pikirkan; perasaan yang dapat dirasakan; dan pengalaman yang tak dapat tidak dialami (Adam, 1990:169). Dalam artian luas ini , baik biografi individual maupun sejarah sosial kebanyakan adalah proses yang mengarah (menurut garis lurus).
Namun, dalam artian sempit ia tak harus berarti berlangsung seperti itu, terutama jika yang diperhatikan adalah proses mengarah yang terjadi pada subtype tertentu. Sebagian mungkin bersifat teleology dalam arti terus menerus mendekati tujuan tertentu. Contoh, Penaklukan wilayah tertentu seiring dimotivasi oleh dorongan ketamakan bawaan. Bila tujuannya dinilai positif, proses sosial itu disebut kemajuan (misalnya, melenyapkan penyakit dan meningkatkan harapan hidup). Bila tujuannya menjauhi dari nilai positif, proses itu disebut kemunduran (misalnya, kerusakan ekologi, komersialisasi seni).
Proses sosial yang mengarah mungkin bertahap, meningkat atau adakalanya disebut “linear”. Sebaliknya, bila proses sosial mengikut sejumlah jalan alternatif, melompati beberapa tahap, menggantikan tahap lain atau menambahnya dengan tahap yang tak bisa terjadi, disebut “multilinear”.
Lawan proses linear adalah proses yang berjalan dengan lompatan kualitatif atau menerobos setelah melalui periode khusus (Granovetter, 1978) atau setelah memegaruhi “fungsi” tahap tertentu. Inilah proses “nonlinear”.
Proses yang tak mengarah (berubah-ubah) ada dua jenis. Pertama yang murni acak, kacau tanpa pola yang terlihat. Kedua, proses yang mengalun, mengikuti pola perulangan yang terlihat atau sekurangnya secara kualitatif hampir menyerupai tahap sebelumnya.
Bila kesamaannya terlihat tetapi di tingkat kompleksitas yang berlainan, maka proses itu terlihat mengikuti pola berbentuk spiral atau lingkaran terbuka. Dalam rentang waktu terpanjang seperti yang dilukiskan Toynbee, penyempurnaan kehidupan beragama dan kehidupan spiritual umat umumnya melalui sejumlah lingkaran tantangan dan tanggapan, pertumbuhan dan keruntuhan (1937:61). Atau seperti pandangan Marx, kemajuan emansipasi manusia di dunia ini melalui lingkaran berurutan: penindasan yang makin mendalam, keterasingan, kemiskinan, dan upaya mengatasinya dengan revolusi (Marx & Engels, 1985)
Ada satu lagi kasus yang jarang terjadi. Bila perubahan waktu tak dibarengi perubahan sistem sosial, ia disebut stagnasi. Kasus serupa lainnya disebut proses acak, yakni bila perubahan tidak mengikuti pola biasanya.

HASIL AKHIR PROSES SOSIAL
Proses sosial biasanya menghasilkan keadaan dan struktur sosial yang sama sekali baru. Proses sosial menciptakan dan menghasilkan perubahan mendasar. Istilah morphogenesis (Buckley, 1967:58-66) dapat diterapkan terhadap semua jenis proses sosial di atas. Proses morphogenesis ditemukan di semua prestasi peradaban, teknologi, kultur dan struktur sosial kehidupan manusia mulai dari masyarakat primitive purba hingga tingkat masyarakat industri modern.
Proses morphogenesis ini harus dibedakan dari proses sosial yang hanya menghasilkan perubahan yang kurang radikal dan tanpa perubahan mendasar. Proses yang tak menghasilkan perubahan sama sekali itu, yang dikenal pula sebagai proses “reproduksi sederhana” (atau sebagai proses penggantian, penyesuaian, menyeimbangkan atau melestarikan) menghasilkan penerimaan kondisi yang sudah ada, mempertahankan status-quo serta menjaga kelangsungan hidup masyarakat dalam bentuk yang sama sekali tak berubah. Mereka terutama memusatkan perhatian pada persyaratan tercipta dan tereliharanya stabilitas, keteraturan, keselarasan, konsensus, dan keseimbangan (Parsons, 1962). Transformasi adalah sinonim dari apa yang semua disebut “perubahan dari”, sedangkan reproduksi terutama menunjukkan “perubahan di dalam”

PROSES DALAM KESADARAN SOSIAL
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam semua perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah kesadaran mengenai perubahan itu sendiri di pihak orang yang terlibat, terutama kesadaran mengenai hasil yang ditimbulkan oleh proses sosial itu (bdk, Sztompka, 1984b). dibedakan tiga jenis perubahan sebagai tipologi tambahan. Perbedaan ini mengabaikan tipologi sebelumnya dan dapat diperlukan sebagai subkategori proses morphogenesis atau reproduksi atau transformasi : (1) Proses sosial itu mungkin disadari, diduga dan diharapkan. Dengan menggunakan istilah Merton (1968:73) proses ini dapat disebut “proses yang kentara” (manifest); (2) Proses sosial itu mungkin tak disadari, tak diduga dan tak diharapkan. Dengan mengikuti Merton, dapat disebut “proses laten”; (3) Orang mungkin menyadari proses sosial yang terjadi, menduga arahnya dan mengharapkan dampak khususnya namun semua dugaan itu ternyata keliru sama sekali.

KEDUDUKAN KAUSALITAS
Kriteria utama berikutnya yang membedakan antara jenis-jenis proses sosial adalah faktor kausal yang menggerakkannya. Bila faktor Penyebab itu berasal dari dalam, ia disebut “proses endogen” (dengan Penyebab bersifat intrinsik atau melekat di dalam perubahan itu). Bila Penyebab perubahan berasal dari luar, disebut “proses eksogen” (Penyebab eksternal atau ekstrinsik). Proses endogen mengembangkan potensi atau kecenderungan yang tercakup dalam realitas yang berubah itu. Proses eksogen bersifat reaktif dan self-adjustment, proses ini merespon tekanan, rangsangan dan tantangan yang datang dari luar.
Masalah utama dalam membedakan antara proses endogen dan eksogen adalah penentuan batas dan apa yang termasuk “di dalam” dan apa yang termasuk “di luar” kehidupan sosial. Selagi proses itu menimbulkan hasil yang dapat memegaruhi fungsi aturan sistem di tempat proses itu terjadi, juga lingkungan sistem, akan menimbulkan reaksi terhadapnya (Boudon & Bourricaud, 1989:329). Sekali lagi, perlakuan atas proses sosial sebagai endogen atau eksogen selalu berkaitan dengan kerangka analisis yang digunakan. Faktor itu kini yang dilakukan sebagai Penyebab utama proses sosial. Sosiologi modern cenderung menolak pemikiran yang menekankan adanya Penyebab dominan perubahan sosial (Boudon & Bouricaud, 1989:326).
Kini hanya perlu dibedakan dua jenis proses sosial yang tergantung pada peran manusia. Pertama proses sosial yang tak diharapkan dan sering tak disadari. Kasus sebaliknya adalah proses yang dilancarkan dengan maksud atau tujuan yang diarahkan pada tujuan tertentu, direncanakan dan dikendalikan oleh seorang aktor yang dibekali kekuasaan. Proses ini disebut “proses direncanakan” atau dipaksakan dari atas (cf. Sztompka, 1981).

TINGKATAN PROSES SOSIAL
Proses sosial terjadi di tiga tingkat realitas sosial: makro, mezo dan mikro. Secara berurutan proses itu disebut proses makro, proses mezo dan proses mikro. Proses makro terjadi di tingkat paling luas yakni di tingkat masyaralat global, bangsa, kawasan dan kelompok etnik. Gelombang geraka sosial, demokratisasi sistem politik, kemajuan pendidikan, penyeragaman kultur dan sekulerisasi merupakan contoh proses makro. Proses mezzo mencakup kelompok besar, komunitas.

Read More......

Senin, 13 September 2010

Menjadi Blogger Yang Bahagia

Ada ungkapan yang mengatakan dunia tidak selebar daun kelor, ungkapan ini sudah tidak  berlaku lagi, apalagi pada saat sekarang ini teknologi semakin canggih orang kemana-mana dapat membawa dunianya entah itu dunia yang bahagia atau dunia yang tidak bahagia. Saya, Anda dan Kita semua sudah dapat berinteraksi dengan banyak orang cuma duduk di depan PC/Laptop sehingga dunia ini rasanya tidak seluas mata memandang. Yang paling menarik adalah dunia blogger karena dengan ngeblog kita dapat mencurahkan isi hati dan perasaan kita di dalam postingan-postingan/artikel yang kita tulis.


Kata blogger atau ngeblog sudah tidak asing bahkan sudah sangat populer di kalangan pengguna media internet, ngeblog sudah menjadi tren di dunia maya (online). Terlepas dari itu semua, muncul satu pertanyaan; apakah dengan menekuni dunia blogger atau ngeblog ini, kita sudah Menjadi Blogger Yang Bahagia atau sebaliknya, kita tidak pernah Menjadi Blogger Yang Bahagia.

Seperti kata pepatah banyak jalan menuju roma, begitu juga dengan dunia ngeblog banyak cara untuk Menjadi Blogger Yang Bahagia salah satunya adalah seorang blogger harus mempunyai jiwa yang ikhlas. Artinya ikhlas dalam melakukan hal-hal yang memang seharusnya atau sepantasnya dilakukan oleh seorang blogger, seperti; ikhlas menerima kritikan dari siapa saja, ikhlas duduk berjam-jam di depan PC/laptop demi untuk menulis sebuah artikel, ikhlas menjawab pertanya-pertanyaan dari teman blogger, ikhlas belajar kembali supaya mempunyai pengetahuan yang dapat menunjang untuk Menjadi Blogger Yang Bahagia. Dan masih banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat Menjadi Blogger Yang Bahagia, semoga Saya, Anda dan Kita semua termasuk orang-orang yang mendapat kebahagian dengan menekuni dunia blogger, KITA hanya berusaha mencari setitik kebahagian tapi yang menentukan hanyalah ALLAH Subhanahuwata'ala.


Info Penyelenggaraan Contest:
http://www.masdoyok.co.cc/2010/08/info-kontes-menjadi-blogger-yang.html

Di Sponsori Oleh:
http://www.mungbisnis.com - Jasa Pembuatan Blog
http://www.distro19.com - Jual Kaos Couple Murah

Read More......

Kamis, 02 September 2010

Menghidupkan Malam dengan Iktikaf

 FASE terakhir Ramadan tengah dijalani. Umat Islam tak lagi akan ditinggalkan oleh Ramadan. Sepuluh akhir Ramadan merupkan puncak ibadah dari seluruh rangkain ibadah dalam bulan istimewa ini. Salah satu ibadah yang diunnahkan oleh Rasulullah saw adalah iktikaf, ibadah yang berkonsentrasi dimasjid.
Dari 'Aisyah ra: "Bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam biasanya beriktikaf pada sepuluh hari akhir terakhir di bulan Ramadan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Ta'ala, kemudian istri-istri beliaupun melaksanakan iktikaf sepeninggalannya".
Iktikaf secara itimologi atau bahasa berarti menetapi sesuatu dan menahan diri padanya. Sedangkan secara terminologi atau istilah, iktikaf adalah seseorang menetap di masjid dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara tertentu.
Iktikaf terbagi dalam dua macam. Yakni iktikaf sunnah dan iktikaf wajib. Iktikaf sunnah adalah iktikaf yang dilakukan secara sukarela dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengikuti sunah Rasulullah Saw dengan mengharapkan pahala. "Dan iktikaf sunnah yang paling utama adalah iktikaf pada sepuluh terakhir di bulan Ramadan. Adapun iktikaf wajib adalah iktikaf yang diharuskan kepada seseorang terhadap dirinya karena pernah bernazar. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Umar ra pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. "Dizaman jahiliyah, aku pernah bernazar akan beriktikaf satu malam di Masjidil Haram". Maka beliau bersabda "Penuhilah nazarmu itu". Bahkan di hadis lain riwayatkan oleh Bukhari, Ahmad Dawud, Rasulullah saw bersabda: "Barapng siapa bernazar melakukan sesuatu ketaatan kepada Allah, hendaklah ia penuhi nazarnya itu, dan barang siapa bernazar melakukan maksiat kepada Allah, maka janganlah ia lakukan maksiat itu".
Menurut para alim ulama, ada beberapa hikmah dibalik pelaksanaan iktikaf. Di antarnya adalah memutuskan diri dari kesibukan duniawi sertah hana menyibutkan diri beribadah kepada Allam semata. "Dimana dia menempatkan zikir cinta dan menghadapkan wajahnya keapda-Nya", Mengutip pernyataan Imam Ibnul Qayyim AlJauziah. Manfaat lainnya, iktikaf berfungsi untuk reinstropeksi masa lalu dan memikirkan hal-hal yang akan dilakukan di masa datang.
Selain itu iktikaf juga mendatangkan ketenangan, ketentraman, dan cahaya yang menerangi hati yang penuh dosa. Juga mendatangkan berbagai macam kebaikan dari Allah Swt. Amalan-amalan kita akan diangkat dengan rahmat dan kasih sayang-Nya.
Orang yang beriktikaf sepuluh hari terakhir Ramadan akan terbebas dari dosa-dosa karena pada hari-hari itu salah satunya bertepatan dengan Lailatul Qadar.
Adapun syarat dalam melaksanakan iktikaf yaitu : orang beragama islam, berakal, mumayiz atau balig, suci dari janabat, haidh dan nifas, serta harus berpuasa jika iktikaf dilakukan dalam bulan ramadan.
Sementara rukun iktikaf itu sendiri meliputi : niat' untuk melakukannya. Tempatnya harus di masjid. Hal ini berdasarkan Firman Allah dalam QS al Bagarah (2):187, yang berbunyi: ".... teapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf di dalam masjid....".
Adapun hal-hal yang sunnah bagi orang yang beriktikaf di masjid yaitu, menyibutkan diri dengan shalat berjamaah dan shala-shalat sunah, mengiatkan membaca Al-quran, bertasbih (menyucikan ALLAH), tahmid (bersyukur).

Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang dapat ampunan di bulan ramadan ini.

 
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA 1431 H

Read More......

Bursa Jual Beli dan Sewa Menyewa