Minggu, 25 Juli 2010

Home » » Wanita Sholihah (Bagian Pertama)

Wanita Sholihah (Bagian Pertama)

 Gerakan feminisme telah menimbulkan pembangkangan wnait bukan hanya kepada suaminya tapi kepada hukum-hukum Allah SWT. Atas nama kebebasan (liberal) para wanita didorn untuk membebaskan dirinya dari syariah Islam. Alih-alih gerakan jender membuat wanita lebih baik, yang terjadi malah ekploitasi wanita semakin menjadi-jadi. dalam Islam wanit sholihah jelas yang tunduk kepada aturan Allah SWT. Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. "Abdullah ibn 'Amr r.a. menurunkan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda : 
 "Dunia itu perhiasan; sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sahlihah" (HR Muslim).
Anas r.a. juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Siapa saja yang telah dikarunia Allah wanita shalihah berarti Dia telah menolongnya dalam suatu bagian agamanya. Oleh karena itu, hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam bagian yang kedua" (HR al-Hakim)

Karakters wanita shalihah kurang lebih sebagai berikut :
Pertama, menaati Allah dan Suaminya. Allah SWT. Berfirman :
"Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta mereka. Oleh karena itu, wanita yang sahlihah adalah yang menaati Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka" (QS an-Nisa' [4]:3).

Sementara itu, istri Sa'id bin al-Musayyab pernah berkata, "Tidaklah kami berbicara kepada suami kami kecuali seperti kalian berbicara kepada para pemimpin kalian, Semoga Allah memeliharamu (suamiku) dan semoga Allah memaafkannmu" (HR Abu NU'aim).

Abu Hurairah juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Seandadinya aku boleh memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, aku pasti akan memerintahkan kepada wanit untuk bersujud kepada suaminya". (HR at-Turmudzi)

Hadis ini disahihkan oleh al-Hakim dan Ibn Hibban. Dalam riwayat Ibn Hibban ditambahkan kalimat :
"Demi zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seorang wanita dipandang belum menunaikan hak Tuhannya sebelum ia menunaikan hak suaminya". (HR Ibn Hibban)

Abu Umamah juga menuturkan bahwa Nabi saw. Pernah bersabda :
"Tidak ada sesuatu yang lebih memberikan manfaat kebaikan bagi seorang MUkmin setelah ketakwaannya kepada Allah dari pada seorang istri shalihah; jika ia memerintahnya, ia menaatinya; jika ia memandangnya, ia menyenangkannya; jika ia menggalirinya, ia memuaskannya; dan jika ia meninggalkannya, ia akan memelihara dirinya dan harta suaminya" (HR Ibn Majah)

Sementara itu, Asma' Bin Kharijah al-Fazari pernah mengantarkan anak perempuannya kepada suaminya. Ia berkata :
"Putriku, jadilah engkau di hadapan suamimu layaknya seorang budah sehingga ia menjadi 'budak'-mu. Janganlah engkau terlalu merendahkan dirimu sehingga ia menguasaimu. Akan tetapi, jangan pula engkau terlalu menjauhinya sehingga engkau membebaninya". (HR al-Bayhaqi)

Ketika seorang Muslimah meninggal dunia, sementara suaminya meridhainya, aia pasti akan dimasukkan ke dalam surga. Dalam hal ini, Ummu Salamah menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Wanita mana saja yang meninggal, sementara suaminya meridhainya, ia pasti masuk surga". (HR at-Tirmidzi)

Kedua, berhias untuk suaminya. Sebab, Rasulullah saw. telah bersabda (yang artinya), "Jika suaminya memandangnya, ia menyenangkannya". (HR Ibn Majah)

Rasulullah saw. juga pernah bersabda, sebagaimana dituturkan Sa'ad, demikian :
"Di antara kebahagiaan itu ialah istri yang jika engkau pandang, ia membuatmu takjud, dan jika engkau meninggalkannya, ia akan memelihara dirinya dan hartamu". (HR al-Hakim)

Abu Hurairah r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nab saw. perna ditanya, "Wanita manakah yang paling baik?" Beliau menjawab :
"Yaitu wanit yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang menaati suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya". (HR al-Hakim)

Ketiga, memelihara rumah, diri, dan harta suaminya. Hukum asal seorang wanita adalah sebagai umm[un] wa rabbah al-bayt (sebagai ibu dan pengatur rumah tangga). Hal ini didasarkan pada hadis dari Ibn 'Umar. Disebutkan bahwa Nabi saw. pernah bersabda :
"Setiap diri kalian adalah pomimpin: masing-masing kalian akan dimintai bertanggung jawab atas yang diimpinya. Seorang imam adalah pemimpin; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin keluarganya; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. seorang wanita (istri) adalah pemimpin (pengurus) rumah suaminya dan anak-anaknya; ia bertanggung jawab atas yang dipimpinya". (HR al-Bukhari dan Muslim)

Abu Hurairah r.a. juga menuturkan bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda :
"Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita Quraisy; ia sangat menyayangi akanya ketika kecil dan sangat memperhatikan suaiminya ketika ada di sisinya". (HR Muslim)

bersambung ke bagian kedua .....!!!

Artikel Terkait



1 komentar:

  1. Subhaanallah... semoga istri dan anakku selalu termasuk dalam kategori wanita sholihah. Amien.
    Trims Sharingnya mas.
    Salam Kenal :)

    BalasHapus

Mali Siparappe, Rebba Sipatokkong, Malilu Sipakainge, Sipakatau Sipakalebbi.
Komentar sahabat-sahabat sangat membantu saya untuk lebih baik "TERIMA KASIH SEBELUMNYA"
Bila sahabat-sahabat ingin TUKERAN LINK klik aja DI SINI

Bursa Jual Beli dan Sewa Menyewa